Kaos sejauh ini
merupakan salah satu item pakaian terpopuler, cocok untuk pakaian kasual,
santai, olahraga, bahkan acara formal. Namun, ada banyak jenis kaos, yang tidak
hanya ditentukan oleh ukuran dan gayanya, tetapi juga elemen desainnya.
Kaos grafis
adalah pakaian yang diakui secara global, cocok untuk menunjukkan dukungan
terhadap gerakan budaya, menonjolkan band dan merek favorit , atau sekadar
memamerkan kepribadian . Kaos grafis juga merupakan salah satu barang paling
populer yang dipilih oleh perusahaan cetak sesuai permintaan, yang meluncurkan
bisnis e-dagang kreatif mereka sendiri. Berikut semua yang perlu ketahui tentang pakaian ikonik ini.
Graphic tees, atau t-shirt grafis, adalah kaos sederhana yang menonjolkan logo atau cetakan elemen desain grafis. Kaos ini telah menjadi tren mode selama beberapa dekade, dan hadir dalam berbagai bentuk, seperti halnya kaos band terkenal yang dijual oleh artis di konser, hingga kaos yang menampilkan gambar-gambar lucu atau pola artistik.
Seperti semua
jenis kaos, kaos grafis dapat diproduksi menggunakan berbagai jenis kain, Mulai dari bahan kaos katun, katun bambuu hingga poliester daur ulang yang ramah lingkungan. Salah satu keuntungannya adalah dapat membuat kaos grafis
untuk olahragawan dan pengunjung pusat kebugaran dengan desain cetak sesuai
permintaan, menggunakan bahan yang menyerap keringat untuk memuaskan para atlet
dan pengunjung pusat kebugaran.
Selain itu, graphic tees terbagi menjadi beragam bentuk dan ukuran. Meskipun
masih berpedoman pada standar ukuran biasa, kini kaos juga tersedia dalam berbagai
jenis potongan. Mulai dari crop top, kaos tanpa lengan,
tank top, dan masih banyak lagi.
Untuk menjawab
pertanyaan "apa itu kaos grafis?" secara komprehensif, kita perlu
melihat kembali sejarahnya. Kaos mungkin tampak sudah ada sejak lama, tetapi
"kaos berbentuk T" baru mulai masuk ke dunia mode pada Abad
Pertengahan. Bahkan saat itu, kaos
masih belum seperti yang dikenal saat
ini. Umumnya terbuat dari linen atau katun tenun, dan memiliki "ekor
kemeja" yang sedikit membuat tak
nyaman
Sepanjang abad ke-19, tekstil baru diperkenalkan ke komunitas mode, mulai dari wol dan jersey hingga kemeja calico. Para pelaut mulai mengenakan kaus flanel di balik seragam mereka, dan para pria kelas pekerja memilih kaus sebagai pakaian yang praktis dan nyaman untuk bersantai.
Baca Juga: Mengenal Preppy Style, Gaya Berpakaian Sederhana yang Bikin Awet Muda |
Pada abad ke-20,
selera pribadi konsumen fesyen mulai berubah. Perusahaan Cooper Underwear
memperkenalkan "bachelor undershirt" untuk kenyamanan, dan kelompok
yang lebih profesional, seperti Angkatan Laut, mulai menggunakan kemeja katun
karena kepraktisannya dan cepat kering.
Pada akhir tahun 1930-an, peritel yang kelak menjadi "Sears" mulai menjual kemeja katun putih di toko mereka, dan bahkan mulai menawarkan opsi kustomisasi kepada pelanggan. Akhirnya, kaus menjadi salah satu pakaian paling awet di dunia, muncul di lemari pakaian sebagai pakaian tunggal, untuk semua jenis kelamin.
Jadi, dari mana
asal mula kaos grafis? Tentu saja, bentuk kaos ini belum ada selama episode kaos
klasik. Graphic tee perlahan diperkenalkan seiring konsumen mulai memilih pakaian khusus
untuk menunjukkan gaya pribadi mereka.
Beberapa contoh
pertama kaos grafis muncul di industri perfilman, dengan film "The Wizard
of Oz" yang menampilkan minion mengenakan kaos hijau berhias. Di akhir
tahun 40-an, Thomas Dewey mencetak slogan di sebuah kaos untuk mempromosikan
kampanyenya, yang bertuliskan "Dew it with Dewey".
Kemudian, pada
tahun 1950-an, sebuah perusahaan bernama Tropix Togs mulai mencetak karakter
Disney pada kaus, untuk membantu mempromosikan merek yang sedang berkembang dan
membuka peluang pendapatan baru. Tak lama kemudian, semakin banyak inovator
yang mengikuti jejaknya, mencetak "kekayaan intelektual" mereka
sendiri pada kaus.
Pada tahun
60-an, Andy Warhol memperkenalkan cara-cara baru untuk mencetak gambar ke atas
material dengan sablon sutra. Hal ini membuka jalan bagi produksi massal
pakaian dengan gambar dan desain yang unik. Kaus menjadi platform pesan pasif,
dimulai dengan munculnya kaos band di tahun 70-an, untuk membantu konsumen
menunjukkan selera musik mereka.
Meliha peluang istimewa tersebut, merek-merek
fesyen kelas atas pun turut serta dalam membangun
citra graphic tees, melalui kerja sama mereka dengan
perusahaan-perusahaan ternama yang masing-masing menciptakan koleksi kaos
grafis mereka sendiri.
Kini, kaos grafis menjadi komponen umum untuk
pakaian sehari-hari. Kaos ini tidak hanya digunakan untuk tujuan fungsional,
tetapi juga untuk menawarkan bentuk ekspresi diri kepada pelanggan, dan
membantu merek mengiklankan diri mereka kepada target audience mereka.