Deodorant alami dan penjernih air,
dua hal terbayang saat mendengar istilah “tawas”. Terlepas dari fungsi utamanya
sebagai zat koagulan, peran kristal putih ini juga tak bisa dipisahkan dari
industri manufaktur tekstil. Terutama yang berkaitan dengan proses
warna-mewarna seperti halnya pembuatan kain batik, ecoprint hingga pencelupan
berskala industri.
Lantas, apa saja fungsi tawas?
Simak ulasan berikut ini, yuk!
Tawas adalah garam ganda aluminium sulfat yang larut dalam air. Secara kimia, senyawa ini dikenal dengan nama aluminium potassium sulfate (KAI(SO₄)₂·12H₂O). Wujudnya berupa bongkahan kristal bening atau serbuk putih yang mudah larut. Meski terdengar sederhana, fungsi tawas cukup vital dalam industri, khususnya tekstil.
Secara kimiawi, tawas merupakan zat
dengan sifat asam yang lemah, bisa terurai di dalam air dan menghasilkan ion
H⁺. Ia mampu menggumpalkan partikel koloid yang tersembunyi di dalam air serta menurunkan
pH larutan.
Di dunia tekstil, tawas banyak digunakan sebagai agen mordant yang membantu pewarna menempel kuat pada serat kain serta menstabilkan pH dalam larutan pencelupan. Hasilnya, warna kain menjadi lebih tajam, awet, dan tidak mudah luntur. Tawas juga dipakai untuk menjernihkan air dalam proses produksi tekstil agar kualitas hasil pewarnaannya tetap konsisten.
Belakangan ini, industri tekstil,
terutama sektor kerajinan batik,
tenun, dan eco-print kembali
melirik pewarna alam sebagai upaya
mendukung sustainability dan green production. Namun zat warna dari
kulit kayu, daun, atau akar tanaman ini terkenal karena pigmennya tidak bisa
menempel kuat di serat kain.
Dan disinilah tawas memiliki
peranan yang sangat penting, terutama dalam proses mordanting:
1.
Mordant atau Pengikat Warna
Tawas berfungsi sebagai jembatan antara zat warna
dengan serat kain. Tanpanya, warna cenderung pudar atau mudah luntur setelah
beberapa kali dicuci. Dengan tawas, warna menjadi lebih tajam, merata, dan
awet—sebuah keharusan bagi produk tekstil yang ingin bersaing di pasar global.
2.
Penjernih Air dalam Proses Pencelupan
Air yang dipakai dalam proses pewarnaan kain tidak
selalu bersih. Kandungan kotoran atau mineral bisa memengaruhi hasil warna.
Tawas membantu menjernihkan air, sehingga proses pencelupan berjalan lebih
konsisten dan kualitas warna kain tetap terjaga.
3.
Penstabil pH
Tingkat keasaman atau pH sangat berpengaruh pada hasil
pewarnaan. Jika terlalu asam atau terlalu basa, serat kain bisa rusak atau
warna tidak menempel dengan baik. Tawas berfungsi menyeimbangkan pH sehingga
proses produksi lebih stabil dan aman.
4.
Finishing Kain
Selain pada tahap pewarnaan, tawas juga dipakai dalam
proses finishing untuk menambah daya tahan kain terhadap kelembapan dan menjaga
kualitas warna tetap cemerlang.
Meski tergolong aman, penggunaan tawas tetap perlu diawasi.
Limbah cair yang mengandung alumunium harus diolah dengan benar agar tidak
mencemari lingkungan. Beberapa pabrik tekstil kini mulai memadukan tawas dengan
sistem pengolahan limbah modern untuk memastikan keberlanjutan produksi.
Bicara soal pewarnaan kain, tentu kita juga harus
mempertimbangkan jenis dan kualitas kain itu sendiri, bukan? Nah, disini bahankain.com
bisa menjadi partner terbaik untuk
memenuhi kebutuhan kain bahan batik, ecoprint, serta keperluan lain. Tersedia
banyak pilihan kain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta budgetmu.
Cek di Kategori Produk Produk kami.
Atau langsung hubungi customer service Bahankaincom untuk
info pemesanan maupun konsultasi seputar dunia perkainan dan dapatkan penawaran
terbaik.