Di dunia mode yang terus berubah dan penuh inovasi, hanya sedikit karakter fiksi yang mampu bertahan selama puluhan tahun dan tetap relevan lintas generasi. Hello Kitty, si kucing tanpa mulut beraksesoris pita merah dari Jepang, adalah salah satunya. Dikenal luas karena tampilannya yang sederhana namun ikonik, Hello Kitty telah melampaui statusnya sebagai karakter anak-anak dan menjelma menjadi ikon fashion dunia. Bagaimana perjalanan transformasi ini terjadi?
Asal-Usul
Hello Kitty
Hello Kitty pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 oleh
perusahaan Jepang Sanrio, dan
dirancang oleh ilustrator Yuko Shimizu.
Karakter ini diberi nama "Kitty White," seorang gadis kucing asal London,
menurut latar belakang fiktifnya. Dengan desain minimalis dan ekspresi wajah
yang netral (tanpa mulut), Hello Kitty dengan cepat menarik perhatian
masyarakat Jepang dan tak lama kemudian mendunia.
Sanrio menciptakan Hello Kitty bukan hanya sebagai karakter,
melainkan sebagai simbol perasaan dan ekspresi yang bisa diterjemahkan oleh
siapa pun, sesuai emosi masing-masing. Pendekatan ini membuat karakter ini
menjadi sangat universal.
Awal
Keterlibatan Hello Kitty dalam Dunia Fashion
Meski awalnya muncul di produk-produk anak seperti kotak
makan siang, pensil, dan tas sekolah, Hello Kitty mulai memasuki dunia fashion
di akhir 1990-an. Ketika anak-anak penggemarnya mulai tumbuh dewasa, permintaan
untuk produk Hello Kitty yang lebih dewasa dan bergaya pun meningkat.
Sanrio menangkap peluang ini dengan mengembangkan lini produk
yang menyasar remaja dan dewasa,
seperti:
·
Aksesori fashion (dompet, perhiasan, kacamata)
·
Pakaian bergaya streetwear
·
Kolaborasi dengan brand fesyen internasional
Kolaborasi-Kolaborasi
Besar: Dari Jalanan ke Catwalk
Salah satu kunci sukses Hello Kitty di dunia fashion adalah kemampuan beradaptasi melalui
kolaborasi dengan berbagai rumah mode dan brand ikonik. Beberapa di antaranya:
GUCCI : Pada tahun
2020, Gucci merilis koleksi kapsul eksklusif dengan Hello Kitty sebagai bagian
dari lini Gucci x Sanrio. Koleksi
ini memadukan estetika mewah Gucci dengan nuansa playful dari Hello Kitty,
menampilkan tas kulit, sweater rajut, dan sneakers edisi khusus.
PUMA : PUMA
meluncurkan koleksi kolaboratif Hello Kitty yang memadukan gaya olahraga dengan
elemen khas karakter ini, seperti warna merah-putih dan pola pita. Produk
seperti sepatu, jaket, dan tas menjadi barang incaran kolektor.
UNIQLO
& Levi’s : UNIQLO rutin merilis t-shirt edisi terbatas dengan
desain Hello Kitty yang modern dan minimalis, sementara Levi’s menampilkan
karakter ini di jeans, jaket denim, dan aksesoris, menyasar segmen fashion anak
muda.
Pembuka
Jalan dan Dampaknya terhadap Industri Mode
Hello Kitty membuka jalan bagi karakter-karakter lain untuk
masuk ke dunia fashion dengan beberapa cara:
Hello Kitty
dan Para Selebriti
Tak sedikit selebriti yang menjadi penggemar Hello Kitty,
termasuk:
·
Avril
Lavigne yang secara terang-terangan mengaku sebagai penggemar, ia
bahkan memuat lagu berjudul “Hello Kitty”.
·
Lady Gaga pernah
tampil dalam sebuah photoshoot
mengenakan gaun penuh boneka Hello Kitty, dan aksesori serupa.
·
Katy Perry tampil di
red carpet terlihat memakai perhiasan dan pakaian Hello Kitty.
·
Paris
Hilton, dan banyak lainnya
Citra Hello Kitty yang fleksibel membuatnya bisa muncul dalam
berbagai gaya, mulai dari punk rock hingga ultra-feminin.
Hello Kitty
di Era Digital dan Streetwear
Dengan berkembangnya media sosial dan tren streetwear, Hello
Kitty justru semakin relevan. Influencer muda dan konten kreator banyak
menggunakan elemen Hello Kitty dalam gaya sehari-hari, sebagai simbol nostalgia
yang dikemas dengan cara baru. Tren seperti Y2K fashion, yang membawa kembali estetika tahun 2000-an, membuat
Hello Kitty makin digemari generasi Gen Z.
Ikon Abadi
Dunia Fashion
Hello Kitty adalah bukti nyata bahwa karakter fiksi bisa
menjadi bagian dari lanskap fashion global. Ia bukan hanya boneka atau gambar
lucu, melainkan sebuah ikon budaya lintas usia, lintas kelas, dan lintas gaya.
Dari tas mewah di Paris hingga kaus murah meriah di Tokyo, Hello Kitty hadir di
mana-mana—membuktikan bahwa gaya dan imajinasi tidak pernah lekang oleh waktu.