Siapa yang tidak punya celanan training di lemari pakaiannya? Celana yang satu ini mungkin jadi item paling nyaman dan serbaguna. Dari sekadar pakaian untuk berolahraga, celana training kini telah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Tapi, tahukah kamu bagaimana ceritanya celana ini bisa begitu populer? Mari kita telusuri perjalanannya.
Asal Mula dan
Perkembangan
Sejarah celana training bisa ditarik kembali ke tahun
1920-an. Pada saat itu, Émile Camuset,
pendiri merek pakaian olahraga asal Prancis, Le Coq Sportif, menciptakan celana yang terbuat dari bahan jersey
abu-abu. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kebebasan bergerak bagi para
atlet saat pemanasan atau pendinginan. Bahan jersey yang lentur dan nyaman pada
masa itu jauh lebih baik daripada celana berbahan wol yang kaku.
Pada tahun 1970-an, celana training mulai merambah ke budaya
popular, terutama di Amerika Serikat. Era ini dikenal sebagai masa keemasan
olahraga lari, aerobik, dan fitnes. Celana training, yang sering dipasangkan
sengan jaket senada, menjadi seragam wajib bagi mereka yang peduli dengan
kesehatan dan gaya hidup aktif. Merek-merek besar seperti Adidas, Nike, dan Puma mulai gencar memproduksi celana
training dengan berbagai model, bahan, dan warna yang lebih beragam.
Berbagai model celana training saat ini sudah tersedia di
pasaran, desainnya juga bervariasi mulai dari model longgar seperti jogger
dengan karet di pergelangan kaki, celana track pants dengan garis-garis di
sisi, model ketat seperti legging, hingga celana
training pendek yang ideal untuk cuaca panas. Banyak juga dilengkapi dengan
kantong, karet pinggang elastis, atau tali serut.
Kain yang paling sering digunakan untuk membuat celana
training umumnya terbuat dari bahan sintetis yang elastis, tahan lama, dan
cepat kering. Tapi modern ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran
lingkungan, banyak produsen kini mulai membuat celana training dari bahan yang
lebih ramah lingkungan atau bahan daur ulang, seperti poliester dari botol
plastik bekas.
Fungsi dan
Kegunaan
Celana training tidak hanya sekadar pelengkap busana, tetapi
juga memiliki fungsi yang sangat spesifik:
·
Pakaian
Olahraga: Ini adalah fungsi utamanya. Bahan seperti poliester, nilon,
dan spandeks yang digunakan dalam celana training modern dirancang untuk menyerap
keringat, cepat kering, dan memberikan sirkulasi udara yang baik. Fitur ini
sangat membantu menjaga suhu tubuh tetap nyaman saat berolahraga.
·
Pakaian
Santai: Berkat bahannya yang super nyaman, celana training menjadi
pilihan utama untuk bersantai di rumah, pergi ke minimarket, atau bahkan
sekadar jalan-jalan santai. Modelnya yang kini lebih bervariasi membuatnya bisa
dipadukan dengan hoodie atau kaus favorit.
·
Aksesori
Mode: Di era modern, celana training telah menjadi bahan dari tren
athleisure, di mana pakaian olahraga
digunakan sebagai fashion statement.
Kamu bisa melihat celana training, terutama model jogger, dipadukan dengan sepatu sneakers
keren, jaket bomber, atau bahkan kemeja
untuk tampilan yang lebih trendi.
Relevansi
di Dunia dan Indonesia
Secara global, celana training menjadi simbol gaya hidup modern yang dinamis. Di
Amerika dan Eropa, celana training terutama dalam bentuk track pants dan jogger,
telah menjadi elemen kunci dalam subkultur streetwear.
Desainer-desainer ternama seringkali memasukkan celana training ke dalam
koleksi mereka, yang menjadi item fashion kelas atas. Celana training juga
menjadi simbol dari gaya hidup santai
dan praktis di tengah hiruk pikuk kehidupan kota. Tren ini melintasi batas
usia dan kelas sosial, membuatnya universal dan mudah diterima di mana saja.
Di Indonesia, celana training memiliki relevansi yang sangat
kuat. Hampir setiap orang, dari anak-anak hingga orang dewasa, punya celana ini.
Dari sekadar pakaian untuk kelas olahraga di sekolah, celana training juga
digunakan untuk berbagai aktivitas. Contohnya seperti lari pagi, senam, bermain
bulu tangkis, hingga bersepeda santai.
Celana training juga sering digunakan sebagai seragam tim olahraga
atau komunitas. Hal ini membantu menciptakan rasa kebersamaan dan identitas
kelompok. Tak hanya itu, seiring dengan berkembangnya gaya hidup sehat di
masyarakat Indonesia, berbagai komunitas olahraga, seperti lari, yoga, dan fitness, semakin menjamur. Fenomena ini
tentu saja mendorong permintaan akan pakaian olahraga yang nyaman dan
fungsional, seperti celana training.
Dari sejarahnya yang sederhana sebagai pakaian atlet, celana
training telah membuktikan diri sebagai salah satu item pakaian paling ikonik
dan esensial. Baik untuk tujuan fungsional maupun gaya, celana ini berhasil
beradaptasi dan tetap relevan hingga kini.