Antara deterjen bubuk dan deterjen cair? Setiap orang pasti punya preferensi tersendiri dalam memilihnya. Sebagian mungkin suka memakai deterjen bubuk, namun tak sedikit pula yang merasa versi cair jauh lebih praktis. Walaupun fungsi dasarnya sama-sama mengangkat noda, tapi komposisi, cara kerja, serta hasil akhir dari penggunakan dua jenis deterjen ini sangat berbeda, lho.
Mana yang lebih ampuh mengaatsi noda?
Coba simak ulasan berikut ini!
Di setiap rutinitas mencuci, deterjen
menjadi kunci utama untuk menjaga pakaian tetap bersih dan wangi. Namun, di
pasaran kita seringkali dihadapkan pada dua pilihan deterjen, yaitu bubuk dan
cair. Sekilas terlihat sama, tapi keduanya punya banyak perbedaan.
Beberapa diantaranya yaitu:
1.
Komposisi dan Kemampuan Larut
Produk deterjen
berbentuk cair umumnya berisi surfaktan larut air seperti Linear
Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dan Alcohol Ethoxylates. Kehadiran
pelarut tambahan, misalnya air atau glikol, membuat teksturnya stabil dan mudah
menyebar. Karena itulah ia bisa larut sempurna bahkan dalam suhu rendah.
Sebaliknya,
deterjen varian bubuk mengandalkan senyawa-senyawa padat berupa sodium
karbonat, zeolit, dan sodium percarbonate. Zat-zat ini berfungsi sebagai builder
yang menetralkan mineral dalam air agar fitur pembersih bisa bekerja secara optimal.
Namun, bentuk butiran membuatnya agak lambat larut, terutama ketika dicampur
dengan air dingin.
2.
Kekuatan Melawan Noda
Jenis cair
terkenal ampuh menyingkirkan kotoran berminyak, saus, hingga sisa make-up.
Surfaktan cair mampu menembus serat kain dengan cepat. Banyak produk juga
diperkaya enzim seperti protease, lipase, dan amilase yang memecah protein,
lemak, maupun pati. Selain itu, cairan bisa langsung diteteskan ke titik noda
sebelum dicuci, menjadikannya lebih praktis.
Sementara itu,
bubuk lebih jago mengatasi kotoran berat seperti tanah, lumpur, atau rumput.
Kandungan oxygen bleach di dalamnya melepaskan oksigen aktif ketika
bercampur air, sehingga noda terangkat sekaligus membuat kain terlihat lebih
cerah. Tambahan optical brightener juga memberi efek pakaian tampak
lebih putih bersih.
3.
Performa di Mesin Cuci
Cairan sangat
cocok untuk mesin cuci bukaan depan yang menggunakan air lebih sedikit. Karena
mudah larut, pakaian terbebas dari bercak sisa deterjen, bahkan ketika dicuci
dengan program singkat.
Di sisi lain,
bubuk lebih sesuai untuk mesin bukaan atas atau pencucian dalam kapasitas
besar. Tetapi, bila dipakai dengan air dingin, ada risiko residu yang menempel
pada serat. Pemakaian dengan air panas akan membuat butiran larut sempurna dan
bekerja lebih efektif.
4.
Harga dan Efisiensi
Dari sisi
harga, deterjen bubuk biasanya lebih terjangkau. Proses produksinya sederhana,
dosis penggunaannya mudah diatur, dan cocok untuk kebutuhan rumah tangga dengan
cucian banyak.
Sebaliknya, deterjen
cair cenderung lebih mahal karena membutuhkan bahan tambahan berupa pengental
dan stabilizer dalam proses pembuatannya. Tanpa takaran, pemakaian cairan
sering kali berlebihan. Meski begitu, versi cair ini terbilang praktis karna bisa
dijadikan sebagai agen pembersih noda sebelum pencucian.
5.
Dampak Lingkungan
Kandungan surfaktan sintetis seperti LAS (Linear
Alkylbenzene Sulfonate) pada deterjen cair relatif mudah terurai secara
biologis. Namun, beberapa cairan juga ditambah pengawet, pewangi sintetis, dan
polimer yang juga sulit diurai mikroorganisme. Apalagi kemasannya berupa botol
plastik tebal yang butuh waktu sangat lama untuk terurai di alam.
Deterjen bubuk umumnya menggunakan builder berupa sodium
karbonat atau zeolit. Disini zeolit lebih ramah lingkungan dibandingkan fosfat
yang berpotensi memicu eutrofikasi (ledakan alga) di sungai atau danau. Penggunaan
zat pemutih, sodium percarbonate yang akan menghasilkan oksigen dan air ketika
terurai lebih aman bagi lingkungan. Walauun, optical brightener pada deterjen bubuk bisa bertahan lama pada air
limbah dan agak sulit terurai secara alami.
Lalu, mana yang lebih baik?
Jawabannya tergantung kebutuhan. Kalau kamu sering berhadapan dengan noda
minyak dan punya kulit sensitive, deterjen cair tentu jadi pilihan utama. Tapi
kalau ingin berhemat, sering menangani noda-noda berat, dan butuh efek pencerah,
deterjen bubuk jelas lebih unggul.
Intinya, baik cair maupun bubuk
punya keunggulan masing-masing. Jadi, pilihlah sesuai gaya hidup dan kebutuhan
cucianmu. Toh, ujung-ujungnya tujuan kita sama yaitu pakaian bersih, segar, dan
nyaman dipakai. Semoga pengetahuan ini bermanfaat ya!